Perencanaan Setting Lokasi, Property dan Wardrobe Produksi Format Feature, Magazine, dan Dokumenter


Pemilihan Lokasi, ditentukan setelah melakukan survei ke beberapa lokasi. Survei lokasi dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu Location by Request dan Location by Script. Location by Request seringkali dilakukan dalam program TV karena berhubungan dengan sponsorship. Setting menjadi salah satu spot yang dapat dijual kepada klien. Location by Script artinya menentukan lokasi sesuai dengan kebutuhan naskah. Dalam hal ini lokasi yang digunakan semata-mata hanya tuntutan naskah.

Sekedar berbagi pengalaman, suatu ketika penulis pernah bertugas sebagai produser pelaksana dalam sebuah produksi FTV. Awalnya, penulis bekerjasama dengan seorang sutradara yang mempunyai cara kerja sangat detil. Hal-hal kecil sangat diperhatikan oleh sang sutradara, dari mulai wardrobe, properti hingga lokasi. Hasilnya, sangat memuaskan bagi penulis selaku produser pada saat itu. Namun demikian, cara kerja tersebut mempunyai konsekuensi yang berat, yaitu proses produksi menjadi lama yang berujung pada budget yang tinggi. Kemudian penulis sebagai produser pelaksana mencoba melakukan investigasi, faktor apa yang membuat produksi sebelumnya menjadi mahal dan lama. Setelah penulis evaluasi, ternyata faktor lokasi dan propertilah yang membuat produksi menjadi lama. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena untuk merepresentasikan naskah ke dalam sebuah adegan, sang sutradara benar-benar mencari lokasi sesuai dengan naskah. Sebagai contoh, di dalam salah satu episode FTV tersebut ada yang menceritakan dua orang anak yang sedang bermain di sebuah kolam disamping rumah mereka. Pada saat itu, sang sutradara meminta tim art director untuk membuat kolam, lengkap dengan isinya dengan posisi di samping rumah (persis seperti gambaran di dalam naskah). Jika dilihat hasilnya, adegan ini sangat bagus dari sisi cerita dan artistik. Namun, hal inilah yang membuat produksi menjadi lama dan biaya produksi tinggi. Setelah berjalan selama 6 episode, maka program tersebut mendapatkan evaluasi oleh tim manajamen waktu itu, dan dengan pertimbangan budget produksi, manajemen memutuskan untuk memberikan target produksi dari 8 hari produksi menjadi 5 hari produksi. Hal ini bermaksud untuk mengurangi budget produksi. Penulis kemudian mencoba untuk berkomunikasi dengan sang sutradara, dan ternyata sang sutradara tidak bisa melakukan produksi dengan target 5 hari, dengan alasan kualitas. Akhirnya, penulis harus mencari sutradara lain yang mampu membantu penulis dalam melakukan produksi FTV dengan target yang telah ditentukan oleh manajemen. Penulis bertemu dengan seorang sutradara yang sanggup menerima ‘tantangan’ penulis dan akhirnya, episode 7 hingga 12 pun selesai. Bagaimana dengan kualitasnya? Penulis harus mengakui bahwa secara kualitas, hasilnya berbeda. Sutradara pertama secara artistik lebih baik, namun dari sisi alur cerita, keduanya memiliki kesamaan.

Pelajaran yang penulis dapatkan waktu itu adalah bahwa bekerja di dunia audio visual harus bisa berkompromi dengan segala hal, atau lebih tepatnya harus bisa “mengikuti permintaan pimpinan”. Jika Naratama dalam bukunya “Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi Camera” menyatakan bahwa lokasi dikategorikan menjadi dua, yaitu location by request dan location by script, maka menurut penulis, ada satu lagi kategori pemilihan lokasi, yaitu location by script and budget. Location by script and budget artinya bahwa menentukan lokasi berdasarkan tuntutan naskah dan disesuaikan dengan budget.

 

Sumber :

BUKU AJAR

PRODUKSI PROGRAM TELEVISI

Freddy Yusanto, S.Sos., M.Ds.

Diah Agung Esfandari, B.A., M.Si.


Leave a Reply